Makalah Puskesmas

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan masyarakat. Kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping sandang, pangan, dan papan. Dengan berkembang nya pelayanan kesehatan saat sekarang ini, memahami etika kesehatan merupakan bagian dari kesejahteraan masyarakat. Memahami etika kesehatan merupakan tuntutan yang dipandang semakin perlu, karena etika kesehatan membahas tentang tata susila dokter dalam menjalankan profesi, khususnya yang berkaitan dengan pasien.

Sejarah perkembangan pendidikan di dunia kesehatan memang sejak awal didominasi oleh upaya pengobatan sehingga banyak dikenal umumnya di bidang medis (kedokteran) dengan profesi-profesi medis dan paramedis, seperti dokter, perawat dan bidan. Sejalan dengan itu, banyak muncul pendidikan yang melahirkan profesi tersebut. Di Indonesia cukup banyak di buka fakultas kedokteran di beberapa perguruan tinggi, akademi-akademi keperawatan dan kebidanan. Bidang kesehatan lain yang kemudian berkembang sangat pesat saat ini adalah bidang kesehatan masyarakat.

Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui pengorganisasian masyarakat untuk perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit menular, pendidikan kesehatan dan sebagainya (Winslow, 1920). Meskipun batasan kesehatan masyarakat (public health) ini sudah dirumuskan oleh Winslow seabad yang lalu, namun sampai saat ini batasan tersebut masih relevan. Inti dari rumusan masalah ini adalah kesehatan masyarakat mempuyai dua aspek, yakni : keilmuan (science), teori dan seni (art), atau aplikasinya.

Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat bukan hanya berbicara atau berteori tentang penyakit dan penyebarannya (epidemiologi), tentang gizi makanan, tentang kesehatan lingkungan, tentang ilmu perilaku dan pendidikan, tetapi juga bagaimana aplikasi atau penerapan teori-teori tersebut dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan masyarakat dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

Banyak masalah-masalah kesehatan yang ada saat ini. Dengan demikian dibutuhkan tenaga kesehatan masyarakat yang handal yang mampu mewujudkan upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal inilah yang melatarbelakangi disusunnya makalah ini.



B. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pentingnya ilmu kesehatan masyarakat.

b. Untuk membentuk tenaga kesehatan masyarakat yang handal dan berkualitas

c. Mengetahui dan memahami peran SKM dalam kesehatan kerja



BAB II
KAJIAN PUSTAKA


1. Pentingnya Ilmu Kesehatan Masyarakat ( SKM )


Kondisi kesehatan masyarkat Indonesia pada saat ini bisa di katakana dalam kondisi yang sudah semakin membaik, meskipun masih ada sebagian masyarakat yang yang hidup jauh dari pola hidup sehat. Membaiknya kesehatan masyarakat merupakan manifestasi dari info dari media masa yang sering memberikan informasi edukatis sehingga masyarakat terdidik secara otomatis. Pentingnya kesehatan masyarakat membuat dinas pendidikan membuat ilmu atau fakultas yang khusus menangani kesehatan masyarakat. Harapan pemerintah pada perkuliahan yang mmebahas tentang kesehatan masyarakat kedepannya mampu membawa masyarakat yang sehat dan cerdas dalam menjaga kesehatannya sendiri dan keluarga.

Ilmu kesehatan masyarakat memiliki artian, sebagai ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.

Salah satu ruang lingkup ilu kesehatan masyarakat yang mnjadi sorotan di Indonesia adalah Gizi Masyarakat, pembahasan berkaitan dengan gizi memang menjadi hal menarik, karena masih banyak masyarakat yang dalam pemenuhan gizinya belum mendekati normal, artinya anka kecukupan gizi di masyarakat Indonesia terutama di pedesaan masi sangat rendah. Banyak masyarakat yang masih mngkonsumsi makanan satu macam sehingga nutrisinya tidak optimum, hal ini juga yang menyebabkan banyaknya kasus seperti busung lapar kurang gizi dan lain sebagainya. Pentingnya kesehatan masyarakat harus benar-benar mendapatkan perhatian, karena masyarakat bisa menjadi cerminan suatu Negara. Bagaimnapun Negara bisa terus berkembang karena ada masyarakat yang menyumbangkan SDMnya.

Sumber daya manusia yang baik tentu dari masyarakat yang sehat. Masalah gizi menjadi sorotan khusus karena di Indonesia sendiri masalah ini belum bisa teratasi secara tuntas, sebenarnya banyak aspek yang melingkupi kesehatan masyarakat, seperti Epidemiologi, Biostatistik, Kesehatan Lingkungan, Pendidikan Kesehatan dan Perilaku, Administrasi Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Kesehatan Reproduksi.



2. Cara membentuk tenaga kesehatan yang handal

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik tangguh, mental kuat, kesehatan prima, dan cerdas. Bukti empiris menunjukkan bahwa hal itu sangat tergantung pada keadaan kesehatan yang baik.

SDM yang dimaksud adalah Tenaga kesehatan sesuai PP 32 tahun 1996 yang dituntut mampu memberikan pelayanan kesehatan secara professional.

Kemampuan professional tercermin melalui keterampilan intelektual, interpersonal dan teknikal dalam menerapkan teori dan konsep pelayanan Kesehatan yang sesuai dan tepat guna. Penguasaan kemampuan professional memungkinkan tenaga Kesehatan mampu membuat keputusan berdasarkan pengetahuan Ilmiah dan Kode Etik Pelayanan kesehatan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan kaidah profesi masing masing .

Dalam menghadapi Era Globalisasi di tahun 2010, Tenaga Kesehatan diharapkan berperan aktif untuk turut serta berbenah diri.

Untuk memenuhi hak masyarakat atas pelayanan kesehatan yang berkualitas, tenaga kesehatan harus mempunyai kompetensi handal, melaksanakan peran dan tugasnya dalam melayani masyarakat sesuai kompetensinya. Agar tenaga Kesehatan di lingkungan MTKI & MTKP dapat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik, maka perlu adanya Sertifikasi melalui UJI KOMPETENSI baik Level Dasar maupun Level lanjut/Advance sesuai standar kompetensi yang telah disepakati bersama antara profesi, stakeholder dan user agar memperoleh Pengakuan atas kompetensi kerjanya di bidang kesehatan.

Berdasar hal tersebut diatas perlu adanya Sosialisasi melalui Awareness tentang Competency Based Training (CBT), bagi seluruh tenaga kesehatan yang bekerja di Unit pelayanan kesehatan di MASYARAKAT, agar tenaga Kesehatan paham dan siap untuk melakukan Sertifikasi dan Uji kompetensi

Permasalahan lain yang perlu juga segera dilakukan adalah penyelenggaraan registrasi bagi tenaga Kesehatan yang akan dan sudah bekerja, dengan mempertimbangkan dasar-dasar ketentuan yang ada sekarang. Penyesuaian profesionalisme tenaga Kesehatan melalui sertifikasi tersebut merupakan upaya profesi dan lembaga /Institusi Pelayanan kesehatan untuk melindungi, menstandarisasi, dan melegalisasi tenaga kesehatan terkaitnya.

Sertifikasi yang dimaksud dalam ketentuan yang berlaku adalah pemberian mengakuan kepada tenaga kesehatan sesuai profesinya melalui pemberlakuan uji kompetensi

Sebagai suatu sistem, uji kompetensi/penilaian berbasis kompetensi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelatihan berbasis kompetensi yang bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi seseorang terhadap unit-unit Standar Kompetensi di masing-masing Profesi Tenaga Kesehatan.

Fungsi Uji Kompetensi dalam proses sertifikasi yang merupakan pemberian pengakuan terhadap Kompetensi tenaga kesehatan tersebut, menjadi sangat penting, karena akan menentukan kualitas dari sertifikat kompetensi yang diterbitkan sekaligus juga kualitas dari tenaga kesehatan pemegang sertifikat.

Dalam sistem kelembagaan Uji dan sertifikasi kompetensi yang dikembangkan secara nasional, pelaksanaan uji kompetensi tsb dilaksanakan oleh lembaga independent yg ditunjuk atau memperoleh Lisensi sertifikasi

Upaya standarisasi sistem uji kompetensi/penilaian berbasis kompetensi perlu dilakukan untuk mendapatkan kualitas proses dan hasil yang diharapkan sesuai persyaratan bukti-bukti Standar Kompetensi. Dimanapun serta kapanpun dan siapapun penilai ujian yang melakukan uji kompetensi tersebut dilaksanakan tidak masalah karena semua sudah diatur dalam sistem dan peserta uji agar dapat memperoleh Sertifikat /pengakuan keprofesiannya.

Misi Depkes dalam peningkatan kualitas SDM Kesehatan, yaitu menjamin mutu kompetensi tenaga kesehatan di pasar kerja Nasional dan Internasional, untuk melaksanakan misi tersebut, Organisasi profesi tenaga kesehatan merencanakan uji kompetensi untuk dapat memberikan pengakuan kepada Tenaga Kesehatan yang sudah menjalankan tugas dan perannya dalam pelayanan kesehatan di Unit Pelayanan Kesehatan bagi masyarakat selama ini .

Dalam pelaksanaan Sertifikasi melalui Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan tersebut diatas, diperlukan sejumlah tenaga Assesor Kompetensi yang terlatih sesuai bidang Profesinya.



3. Peran SKM dalam kesehatan kerja

Peran SKM dalam berbagai bentuk upaya kesehatan masyarakat, diantaranya adalah sebagai pelaksana lapangan, pendidikan, penyuluhan kesehatan masyarakat, pembangunan model, pengelolaan kesehatan masyarakat, pengelola dan pengendali upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat seperti diuraikan di atas dapat dilakukan melalui berbagai upaya atau program-program. Untuk melaksanakan upaya tersebut dibutuhkan sejumlah profesi, seperti dokter, perawat, ahli higiene kerja, ahli toksikologi, ahli ergonomi, ahli epidemiologi dan ahli keselamatan (Harrington & Gill, 2005). SKM peminatan K3 khususnya dapat diberdayakan dan dikembangkan untuk menempati profesi seperti ahli higiene kerja, ergonomi dan ahli keselamatan. Dilihat dari tugas pokok kesehatan kerja dan bentuk pengendalian bahaya kesehatan, tenaga SKM mempunyai kompetensi yang sangat sesuai karena tenaga SKM dirancang untuk melakukan tugas pokok atau upaya-upaya yang bersifat promosi, perlindungan dan pencegahan. Selain itu kemampuan sebagai leader, pengelola program diharapkan akan lebih mengoptimalkan upaya kesehatan kerja.
Jumlah institusi pendidikan tinggi yang menghasilkan SKM saat ini sangat banyak. Potensi ini akan sangat berarti ketika kita melihat kenyataan bahwa di Indonesia jumlah angkatan kerja adalah terbesar nomor 4 di dunia, yaitu berjumlah sekitar 152 juta jiwa (Survey BPS 2003, untuk penduduk di atas 15 tahun) dan jumlah industri yang cukup besar sekitar 102.000 perusahaan. Selain di perusahaan, SKM dengan kompetensi bidang K3 juga diperlukan di instansi pemerintah baik pusat maupun daerah dalam menjalankan fungsinya membuat regulasi, melakukan supervisi, bimbingan dan evaluasi. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat bidang K3, SKM juga dapat memainkan peran di LSM-LSM bidang kesehatan yang tentunya dapat membuat program intervensi kesehatan di tempat kerja. Hal penting untuk dicatat adalah pentingnya pemberdayaan potensi tenaga SKM sesuai kompetensinya untuk dapat menjadi pelaksana upaya kesehatan kerja baik bekerja langsung di perusahaan, ditempatkan di instansi pemerintah maupun bergerak melaui LSM-LSM. Kebijakan kesehatan kerja yang telah dikeluarkan pemerintah harus didukung oleh jejaring terkait. Disamping pemerintah itu sendiri, juga oleh para pengusaha atau pelaku usaha dan para pekerja. Kebutuhan SDM bidang kesehatan kerja selain tenaga medis dan paramedis, seperti dokter dan perawat juga sangat dibutuhkan tenaga-tenaga yang mampu melakukan upaya-upaya kesehatan kerja yang lebih bersifat peningkatan, perlindungan dan pencegahan, yaitu tenaga ini adalah SKM.
Perkembangan pembangunan nasional bangsa Indonesia sekarang ini dihadapkan pada era otonomi dan desentralisasi. Titik berat yang menjadi perhatian baik masyarakat maupun pemerintah adalah bidang pendidikan dan kesehatan. Era globalisasi saat ini juga menuntut adanya kompetensi tenaga kerja dan pentingnya standarisasi serta sertifikasi. Trend fenomena ini sangat relevan dengan pemikiran dan implementasi peran SKM dalam upaya kesehatan kerja.
Dapat digarisbawahi di sini mengenai peran SKM dalam upaya kesehatan kerja, kita dapat melihatnya dari titik temu antara kompetensi yang dimiliki SKM khususnya peminatan K3 dengan tujuan dan tugas pokok kesehatan kerja dan standar upaya kesehatan kerja yang biasa diterapkan di tempat kerja dalam bentuk Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Kompetensi SKM sangat sesuai sebagai bagian dari profesi lain dalam upaya kesehatan kerja, yaitu sebagai pengelola program dan dapat melakukan fungsinya untuk melakukan/ mengkoordinasikan langkah-langkah identifikasi potensi bahaya kesehatan, penilaian bahaya kesehatan dan pengendalian melalui berbagai program, pembinaan, pengawasan serta pendidikan dan pelatihan.


BAB III
ANALISA DATA DAN PROGRAM KERJA



A. Analisa Data

Masyarakat Kecamatan Watopute Desa Labaha memiliki jumlah penduduk sekitar 1.000 orang yang tergolong sehat dan menjaga kesehatan lingkungan di masyarakat sekitar 80 % sedangkan yang 20 % masih kurang kepedulian terhadap kesehatan sehingga sering terkena penyakit Malaria atau demam berdarah. Masyarakat Kecamatan Lohia Desa Banggai sekitar 70 % masih tergolong sehat dan memelihara kebersihan lingkungan di sekitarnya sedangkan 30 % masih belum memahami kebersihan lingkungan sehingga mudah terserang penyakit yang tidak diinginkan.



B. Program Kerja Upaya Kesehatan Masyarakat

1) Tujuan:

Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan jaringannya, meliputi Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan Bidan Desa.



2) Sasaran:

a. Semua kabupaten/kota memiliki layanan PSC 24 jam

b. Semua kelompok kerja mendapatkan UKK di 9 kab/kota

c. Terpilihnya tenaga kesehatan teladan di 9 kab/kota

d. Semua kelompok masyarakat yang rentan memperoleh

pelayanan kesehatan gratis di desa sasaran



3) Kegiatan Pokok:

a. Operasional P3K dan Safe Community (Patroli Ambulance

Advance

RS)

b. Upaya Kesehatan Kerja

c. Peningkatan Kesehatan dasar

d. Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

e. peningkatan Kesehatan masyarakat



BAB IV

PEMBAHASAN



A. Definisi Kesehatan Masyarakat

Sudah banyak ahli kesehatan membuat batasan kesehatan masayarakat. Secara kronologis batasan-batasan kesehahtan masyarakat mulai dengan batasan yang sangat sempit sampai batasan yang luas seperti yang kita anut saat ini dapat diringkas seperti berikut ini. Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya memperbaiki dan meningkatkan sanitasi lingkungan merupakan kegiatan kesehatan masyarakt. Kemudian pada akhir abad ke-18 dengan diketemukan bakteri-bakteri penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi.

B. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat

Seperti disebutkan diatas bahwa kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni. Oleh sebab itu, ruang lingkup kesehatan masyarakat dapat dilihat dari dua hal tersebut. Sebagai ilmu, kesehatan masyarakat pada mulanya hanya mencakup 2 disiplin keilmuan, yakni ilmu bio-medis (medical biologi) dan ilmu-ilmu sosial. Akan tetapi sesuai dengan perkembangan ilmu, maka disiplin ilmu yang mendasri ilmu kesehatan masyarakat pun berkembang. Sehingga sampai pada saat ini disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain, mencakup: ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu lingkungan, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu pendidikan, dan sebagainya.

Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama ilmu kesehatan masyarakat ini, antara lain:

a) Epidemiologi

b) Biostatistik/statistik kesehatan

c) Kesehatan lingkungan

d) Pendidikan kesehahtan dan ilmun perilaku

e) Administrasi kesehatan masyarakat

f) Gizi masyarakat

g) Kesehatan kerja.

Masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal maka pemecahannya harus secara multi disiplin. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau praktiknya mempunyai bentanngan yang luas. Semua kegiatan baik yang langsung maupun tidak langsung untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. Misalnya: pembebrsihan lingkungan, penyediaan air bersih, pengawasan makanan, perbaikan gizi, penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat, cara pembuangan tinja, pengelolaan sampah dan air limbah, pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, pemberantasan sarang nyamuk, lalat, kecoa, dan sebagainya.

Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu kesehahtan masyarakat antara lain:

1. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.

2. Perbaikan sanitasi lingkungan.

3. Perbaikan lingkungan pemukiman.

4. Pemberantasan vektor.

5. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat.

6. Pelayanan kesehatan ibu dan anak.

7. Pembinaan gizi masyarakat.

8. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.

9. Pengawasan obat dan minuman.

10. Pembinaan peran serta masyarakat, dan sebagainya.



BAB V
PENUTUP

A . Kesimpulan


Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan akan arti pentinya tenaga SKM sesuai dengan kompetensinya sebagai sember daya handal dalam upaya kesehatan kerja dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu diperlukan koordinasi dan kerja sama lintas sektoral, khususnya dunia pendidikan, pelaku usaha, pemerintah dan para pekerja. Dengan demikian upaya peningkatan kesehatan menjadi penting sehingga produktivitas kerja meningkat, kesehatan masyarakat terlindungi dan pada gilirannya kesejahteraan masyarakat meningkat dan bangsa Indonesia dapat bangkit dari keterpurukan.

B . Saran

Sebaiknya, dukungan dari pemerintah dan kesadaran dari masyarakat harus lebih di tingkatkan supaya tercipta derajat kesehatan masyarakat yang sebaik-baiknya dan yang seting

DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmojo soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta PT.RINEKA CIPTA

2.http://perpustakaanpusdiklataparatur.net/index.php?option=com_content&view=article&id=64:kurikulum-penguji-kompetensi-tenaga kesehatan&catid=38:kurikulum&Itemid=87 selasa 04 Desember 2012.

Subscribe to receive free email updates:

Monetize your website traffic with yX Media